(Tulisan ini merupakan pembahasan yang masih memerlukan runutan pemikiran yang tersusun dengan baik dan merupakan langkah awal yang masih perlu untuk di kaji ulang, diperdalam, serta dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan sebuah pembahasan yang lebih baik)
Perkembangan
desain arsitektur saat ini telah berkembang pesat sejalan dengan berkembangnya
tekhnologi tentang struktur sehingga memungkinkan arsitek untuk melakukan eksplorasi
desain arsitektur yang unik dan menarik. Dengan menelaah kembali makna dari arsitektur
yang berasal dari kata Yunani kuno arkhitekton
merupakan gabungan kata arkhi (origin, principle, primacy) dan tekton (craftsman). Arsitekur tidak hanya disadari sebagai keahlian dalam
pertukangan (craftmen) namun juga
sebagai sebuah seni yang dipraktekkan oleh orang-orang yang memiliki
pengetahuan utama dan menguasai semua tekhnologi (techne), dan merupakan orang yang merencanakan sebuah proyek serta
memimpin tukang-tukang yang lain. Dalam konteks ini makna dari kata techne berarti bukan hanya sebagai
tekhnologi saja namun juga sebagai poiesis
(making) pada umumnya. Seperti apa
yang telah Plato definisikan[1]:
“By its original meaning (poiesis) means
simply creation, and creation, as you know, can take every various forms. Any
action which is the caused of a thing emerging from non existence into
existence might be called (poiesis), and all those who engaged in them
(creators).”
Proses
penciptaan arsitektur yang telah disebutkan oleh Plato di atas merupakan buah
pemikiran dan rancangan yang dihasilkan guna menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam upaya mendapatkan jawaban dari
permasalahan tersebut, sang arsitek tentulah memerlukan sebuah metode yang
dapat membantu guna mencapai rancangan yang terbaik. Metode dalam penciptaan
arsitektur tersebut merupakan bentuk pernyataan dan cara berpikir serta sikap
seorang arsitek yang berarti juga mencirikan karakter dirinya[2].
Saat
ini rancangan arsitektur dengan bentuk unik banyak bermunculan dan
dapat di lihat dengan mudah di berbagai macam media informasi. Sebagai contoh bangunan rumah Las Palmas Parasite karya Korteknie Stuhlmacher Architecten, Parasite Office karya
Za Bor Architect. Yang
menjadikan rancangan-rancangan ini menarik perhatian dan memancing
keingintahuan saya, sebenarnya bukan hanya dari segi bentuk fisik bangunannya saja,
melainkan juga kata “Parasite” yang
ikut disandingkan dalam proyek rumah tersebut. Parasite atau parasit yang secara awam saya pahami, merupakan suatu
hubungan simbiosis yang salah satu
pihak nya dapat mengalami kerugian.
Berdasarkan pengertian awam tersebut tentunya membuat saya bertanya, untuk apa para arsitek ini menyandingkan kata parasit dalam proyek tersebut? Apabila suatu hubungan itu dapat menyebabkan kerugian, mengapa sang arsitek tersebut malah menjadikan parasit sebagai metode perancangan nya?
Apabila benar metode yang digunakan merupakan suatu bentuk parasit, maka metode rancangan yang seperti apakah 'parasit' dalam arsitektur tersebut? dan apa itu 'arsitektur parasit'?
Berdasarkan pengertian awam tersebut tentunya membuat saya bertanya, untuk apa para arsitek ini menyandingkan kata parasit dalam proyek tersebut? Apabila suatu hubungan itu dapat menyebabkan kerugian, mengapa sang arsitek tersebut malah menjadikan parasit sebagai metode perancangan nya?
Apabila benar metode yang digunakan merupakan suatu bentuk parasit, maka metode rancangan yang seperti apakah 'parasit' dalam arsitektur tersebut? dan apa itu 'arsitektur parasit'?
Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, hal yang pertama kali saya coba lakukan adalah dengan melihat rancangan bangunan tersebut lalu mencoba memperbandingkan dengan
bentuk-bentuk parasit yang biasa kita ketahui dalam ilmu biologi.
Bahasan
mengenai bentuk (form) dalam dunia
arsitektur memiliki makna tersendiri. Francis D. K. Ching dalam bukunya architecture form, space, and order menulis
bahwa form merujuk kepada tampilan
luar dari sesuatu yang dapat dikenali dan juga menggambarkan kondisi yang
menunjukkan keistimewaan serta mewujudkan dirinya[3].
Dalam bahasa Jerman terdapat dua kata dapat yang merujuk sebagai bentuk, yakni Gestalt dan Form. Gestalt secara umum merujuk kepada objek sebagaimana dia
ditangkap oleh pengindera, sedangkan Form
biasanya merujuk kepada tingkatan abstraksi suatu wujud.[4]
Teori psikologi gestalt menegaskan bahwa pikiran dapat menyederhanakan
lingkungan visual dalam upaya utuk mengartikannya. Apabila terdapat beberapa
komposisi dari bentuk, pikiran kita akan mereduksi unsur dari subjek dalam
ranah visual menjadi sesederhana mungkin dalam bentuk (shapes) yang paling umum.[5]
Las Palmas Parasite Form
Gambar 1: Bangunan Las
Palmas karya Korteknie Stuhlmacher Architecten
Site : Wilhelminakade, Rotterdam
Client : Parasite Foundation
Designer : Korteknie
Stuhlmacher Architecten
Contractor : Jasper Kerkhofs, Christian Dörschug
Design : 2000/ 2001
Realisation : 2001
Proyek
di Wilheminakade Rotterdam ini merupakan sebuah bangunan rumah yang keberadaannya
menumpang dan menempel pada bangunan berupa gudang yang sudah terbengkalai. Bangunan
rumah terletak di lantai atap dengan memanfaatkan sisi luar dari shaft tangga sebagai dasar perletakan
bangunan. Dan guna menunjang keberlangsungan kegiatan penghuninya, segala
kebutuhan energi listrik, air dan juga pembuangan air kotornya pun memanfaatkan
jaringan pipa yang sudah ada sebelumnya.
Gambar 2: Pemanfaatan ruang luar shaft
tangga
Sumber: Olahan pribadi
Bangunan rumah ini menggunakan strukur
yang mudah untuk di bongkar pasang dan juga mudah untuk dipindahkan kemana saja
sehingga menjadikannya sebuah bangunan yang fleksibel
dan juga portable.
Gambar 3: Rumah temporer yang mudah
untuk dipindahkan kapan dan dimana saja
Dalam Architecture Form, Space And
Order, Francis D. K. Ching menyatakan suatu perubahan bentuk dalam geometri
dapat dilakukan dengan cara mengurangi atau menambahkan bentuk dasarnya. Bangunan
rumah ini juga mengalami suatu modifikasi bentuk dari bentuk awal bangunan ini
didatangkan. Posisi rumah yang berada di atap dari shaft tangga tersebut
bangunan rumah tersebut memerlukan penambahan sebuah tangga sebagai akses untuk
dapat masuk ke dalam rumah. Ketika menambahkan tangga tersebut, menyebabkan wujud
dari rumah tersebut juga mengalami perubahan.
Gambar
4. Potongan bangunan menunjukkan penambahan tangga yang merubah bentuk awal
bangunan
Sumber: olahan pribadi
Perbedaan warna dan material yang cukup
kontras antara bangunan gudang dengan bangunan rumah merupakan hal yang cukup
menarik untuk dilihat. Warna hijau yang terang cukup membuat bangunan rumah ini
menjadi sebuah fokus perhatian bagi orang yang melihatnya.
Gambar 5: Perbedaan
material dan warna
Sumber: www.inhabitat.com/bright-green-las-palmas-parasite-hangs-on-the-shoulder-of-abandoned-rotterdam-warehouse
Secara
bentuk kedua bangunan ini pun memiliki perbedaan yang mencolok, bentuk shaft
tangga merupakan bentuk persegi yang memanjang dan memiliki volume sehingga
menjadi sebuah kotak.
Gambar 6: Bentuk dasar shaft tangga
Sumber: Olahan pribadi
Gambar 6: Bentuk dasar shaft tangga
Sumber: Olahan pribadi
Sedangkan
bentuk bangunan rumah yang ditempelkan apabila mengambil kata dari Francis D.
K. Ching, merupakan bentuk dasar kotak yang mengalami subtractive transformation atau perubahan bentuk berupa pengurangan
dari volume asalnya[6].
Gambar 7: Bentuk dasar rumah
Sumber: Olahan Pribadi
Pengolahan
transformasi bentuknya juga terlihat dari bentuk denahnya yang juga berupa
pengurangan volume dari bentuk dasar persegi.
Gambar 8: Bentuk
denah rumah
Sumber: Olahan
pribadi
Apabila
saya rangkum beberapa hal yang terlihat dari bahasan di atas, bangunan Las
Palmas Parasite ini memiliki beberapa ciri:
- · Menempel pada sisi luar dari bangunan gudang yang sudah terbengkalai.
- · Mengambil energi listrik, air dengan cara memanfaatkan jaringan yang sudah ada di bangunan gudang.
- · Bangunan ini menggunakan struktur prefabrikasi yang mudah untuk di bongkar pasang, yang berarti juga bangunan ini dapat dengan fleksibel ditempatkan dimana saja.
- · Mengalami perubahan bentuk dari bentuk asal sebagai adaptasi terhadap lokasi.
- · Bentuk transformasi dapat berupa penambahan (addition) maupun pengurangan (subtraction) dari bentuk dasar geometri.
[1] Karatani, Kojin. Architecture as Metaphor: Language, Number,
Money. London: MIT Press. 1997, hal. 5-6
[2] Unwin, Simon. Analysing Architecture. London:
Routledge, 1997. Hal 90
[3] Francis D. K. Ching. Architecture form, Space, and Order. New
Jersey: John Wiley & Sons. Inc, 2007.
Hal.34
[4] Adrian Forty. Words and Buildings A Vocabulary of Modern
Architecture. London: Thames and Hudson, 2000. Hal. 149